Dutro HD Dump baru, salah satu kendaraan produksi truk Hino yang sudah bisa menggunakan B30.
hinorajanyatruk.com – Hino Indonesia menyatakan kendaraan produksinya siap pakai bahan bakar Biodiesel 30 persen (B30), sesuai program yang mulai berlaku 1 Januari 2020 lalu. Pasalnya, sejak tahun 2010 hingga sekarang, Hino terus melakukan penelitian dan mengembangkan produk khusus untuk Biodiesel.
Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI), Santiko Wardoyo, menjelaskan bahwa dalam menggunakan B30, Hino melakukan dua tes yaitu uji emisi dan uji ketahanan . Kedua tes ini dilakukan untuk mesin yang menggunakan Euro 2 dan juga mesin yang akan digunakan pada tahun 2021 yaitu Euro 4.
“Secara intens, uji ketahanan dan uji emisi dilakukan di dalam laboratorium agar dapat dicek secara ilmiah,” ujar Santiko, Kamis (23/1).
Menurutnya, tes yang dilakukan Hino di Indonesia dan Jepang terkait dengan pihak-pihak terkait, seperti Balai Teknologi Termodinamika, Motor dan Propulsi (BT2MP) dulu BTMP, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas), Balai Teknologi Bahan Bakar & Rekayasa Disain (BTBRD) dulu BRDST, Kementerian Perhubungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta PT Pertamina (Persero).
“Hasil penelitian tidak hanya untuk mengembangkan spesifikasi produk Hino yang cocok menggunakan biodiesel, namun juga untuk mengembangkan spesifikasi bahan bakar biodiesel tersebut,” jelasnya.
Salah satu contoh menyetujui penelitian Hino yang diaplikasikan pada spesifikasi biodiesel yang disediakan adalah kompatibilitas logam. Pada B20 tidak diatur logam, sedangkan di B30 diatur logam jenis, antara lain Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium. Karena dampak dari bahan logam ini adalah penyebab filter bahan bakar dan injektor tersumbat, sehingga aliran bahan bakar ke ruang bakar tidak sempurna dan kinerja mesin tidak optimal.
Uji mesin Hino dilakukan di laboratorium dengan beban dan daya maksimum pada putaran mesin 2500 rpm, selama 400 jam. Ini setara dengan 40.000 km pada pemakaian maksimum yang diprediksi oleh kendaraan dipacu di dalam kondisi ekstrim melebihi dari kenyataan di lapangan atau kerja aktual kendaraan sehari-hari. Dari uji mesin ini, diperoleh hasil atau disetujui terkait dengan mesin dan kendaraan Hino yang tepat.
Hino melakukan pengujian di laboratorium karena semua parameter dapat digunakan secara ilmiah sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat. Parameter mesin yang menentang antara daya lain, torsi, konsumsi bbm dan dampak terhadap komponen.
Berdasarkan hasil uji tersebut, Hino melakukan spesifikasi kendaraan yang sesuai dengan karakteristik bahan bakar Biodiesel, sehingga berpotensi terhadap dampak atau pengaruh yang timbul pada saat penggunaan Biodiesel termasuk B30 dapat diminimalisir.
Perubahan spesifikasi kendaraan Hino dilakukan untuk unit kendaraan dengan tahun produksi nomor identifikasi kendaraan (VIN) 2020 yaitu pada bagian ukuran filter bahan bakar yang dibuat lebih besar. Dengan begitu, filter tetap dapat bertahan 10.000 km sesuai dengan saat ini digunakan untuk B20. Selain itu, tangki bahan bakar yang disetujui dengan alumunium berlapis dilapisi untuk mencegah karat, pipa pengirim bahan bakar dan perpipaan juga dipertaruhkan dengan berlapis nikel berlapis untuk memberikan daya tahan yang lebih kuat terhadap zat asam yang dihasilkan oleh FAME B30.
Tidak hanya itu, untuk bahan yang berbahan karet seperti Selang , sudah menggunakan bahan agar karet tahan terhadap sifat-sifat dasar dari biodiesel yang menghasilkan bahan asam dan bahan mengkikis.
Saran Perawatan
Dalam peluang itu, Santiko membahas agar para pengguna kendaraan Hino saat ini tidak perlu khawatir terhadap pengunaan B30. Pasalnya, Hino sudah sampai di tahap akhir pengembangan untuk disiapkan Retrofit kendaraan Hino yang saat ini sedang dioperasikan atau produksi VIN di bawah tahun 2020.
” Retrovit ini pilihan yang digunakan untuk kendaraan Hino baik itu mekanikal juga bermesin common rail yang terdiri dari Filter Bahan Bakar yang lebih besar, serta pengirim, tangki, pipa dan selang yang memiliki bahan yang lebih tahan untuk pengunaan bahan bakar B30,” jelasnya.
Selain itu, untuk membantu efisiensi biaya operasional kendaraan, Hino juga memiliki Strainer yang dijual terpisah dan digunakan sebagai tambahan pada bagian fuel tank. Strainer ini berguna untuk memperpanjang umur pemakaian fuel filter sehingga memberikan keuntungan bagi customer berupa lifetime fuel filter menjadi lebih panjang. Strainer ini dapat digunakan baik itu untuk kendaraan Hino baru produksi VIN 2020 maupun kendaraan Hino sebelumnya.
“Dengan pengunaan bahan bakar B30, pengusaha maupun pengemudi truk disarankan untuk melakukan kontrol dan perawatan yang lebih rutin. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah atau meminimalisir penyumbatan filter sehingga kondisi kendaraan tetap terjaga dan bisnis dapat terus berjalan,” ujar Santiko.
Dengan sifat pencuci yang dimiliki bahan bakar B30, filter bahan bakar akan lebih cepat diganti. Untuk itu, Hino memberi beberapa saran pemeriksaan dan perawatan kendaraan:
LAYANAN PURNA JUAL Hino Indonesia selalu menerapkan filosofi Total Support bagi pelangganya. Salah satunya dengan jaringan penjualan dan purna jual yang tersebar dari Aceh hingga Papua memudahkan pelanggan untuk menjalankan bisnisnya.
Dutro HD Dump baru, salah satu kendaraan produksi truk Hino yang sudah bisa menggunakan B30. hinorajanyatruk.com – Hino Indonesia menyatakan kendaraan produksinya siap pakai bahan bakar Biodiesel 30 persen (B30), sesuai program yang mulai berlaku 1 Januari 2020 lalu. Pasalnya,... selengkapnya
Di era New Normal kami dari hino memberikan layanan Service hemat untuk truk hino para pelanggan Hino semua. Untuk membantu booking service bisa hubungan langsung di 081316200360 selengkapnya
Dalam Rangka memperingati hari pelanggan, Kami dari Indomobil Hino memberikan program khusus untuk seluruh pelanggan Hino. Program tersebut di antaranya : Anda Bebas mikir cicilan 3 Bulan pertama, Anda tidak usah bingung dengan kondisi pandemi ini, budget dana minim, sedangkan... selengkapnya
Belum ada komentar